Your Adsense Link 728 X 15

DASAR-DASAR PANJAT TEBING

Posted by Unknown Kamis, 10 Januari 2013 0 komentar

DASAR-DASAR PANJAT TEBING
DASAR-DASAR PANJAT TEBING
Cara berpijak pada hold yang miring
untuk melatih tangan dan kaki pada hold yang tipis, carilah slab (tebing licin dan hampir rata tetapi tidak curam) agar mampu menguasai teknik penggunaan tangan dan kaki pada berbagai macam bentuk dan ukuran hold

.Pemula cenderung meraih hold atau crack yang terlalu jauh dan di luar jangkauan normal, akibatnya ia harus “ngotot” dan mengeluarkan banyak tenaga. Tidak jarang keseimbangan menjadi terganggu. Jika kaki atau tangan digerakkan terlalu jauh bukan tidak mungkin titik keseimbangan tergeser, karena tumit ikut terangkat.Akibat lebih jauh dati tergesernya keseimbangan, terpaksa “terjun” bebas ke bawah.
Bagi pemula meraih pegangan yang terlalu jauh bisa berakibat fatal Seorang pemanjat yang baik dapat diibaratkan gerakannya sebagai gerakan seekor kucing tanpa bersuara dan cekatan.Jika kita sudah mampu Inelakukan itu, hal ini berarti sudah melakukan hal yang benar.

Untuk bergerak seperti itu, pilihlah hold dengan hati-hati. Kemudian tempatkan kaki dan tangan pada posisi yang benar serta mantap, tanpa menimbulkan suara berisik, tanpa kegaduhan, dan tanpa melakukan gerakan yang tidak perlu.
Ada ”aksioma” yang berlaku dalam olahraga panjat tebing, yaitu “tiga kuat satu mencari”. Tiga dimaksudkan sebagai tumpuan yang kuat di tebing dan satu sebagai pencari tumpuan. Dua tangan berpegang kuat dan mantap, satu kaki berpijak dengan mantap pula. Posisi seperti ini memungkinkan satu kaki yang lain bergerak untuk mencari pijakan. Untuk memindah kan tangan, maka dua kaki berpijak dengan mantap dan satu tangan berpegang kuat. Begitulah seterusnya
Sebelum bergerak, pastikan bahwa posisi sudah mantap. Pada posisi seperti ini jika salah satu pijakan atau pegangan terlepas oleh suatu hal, keseimbangan tubuh masih terjaga kecuali jika posisinya “dua kaki satu tangan”, maka pegangan terlepas, akan mengakibatkan kecelakaan. Ini penting diperhatikan karena pemula sering membua( gerakan yang tidak perlu, sehingga kehilangan keseimbangan dan bisa berakibat fatal.
Untuk melatih agar trampil ddlam mempergunakan tangan dan kaki, berlatihlah di slab atau di tebing yang banyak terdapat crack, meskipun crack dan hold yang kita jumpai hanya cukup untuk menempatkan ujung sepatu
Bicara tentang jenis pegangan dan pijakan, maka crack merupakan jenis yang terbaik buat pemanjat tebing. Crack bisa terjadi pada permukaan tebing karena proses alami. Crack yang terjadi bisa miring, horisontal dan vertikal. Namun demikian, kesulitan dapat terjadi pada waktu mempergunakan crack sebagai pijakan. Kaki yang terjepit sukar dilepaskan dari crack ketika akan bergerak naik atau menyamping (traverse). Apalagi jika crack itu miring dan sepatu terjepit dengan keras oleh gerakan kita di crack. Untuk itu penempatan kaki pada crack perlu diperhitungkan dengan cermat.
Teknik Menuruni Tebing

Meskipun kita mempelajari berbagai teknik memanjat, namun yang tidak boleh dilupakan ialah teknik menuruni tebing dengan merayap. Ini perlu, mengingat padaasus tertentu kita “dipaksa” oleh tebing untuk melakukan gerakan turun ini. Tanpa berlatih khusus teknik menuruni tebing, suatu saat kesulitan akan menghadang ketika kita.menuruni tebing yang telah kita panjat. Kesulitan ini karena tidak dapat melihat hold atau crack di bawah kita.

Untuk dapat menuruni tebing, posisi tubuh harus dijaga agar tetap seimbang. Agar lebih mudah, bergeraklah ke samping. jangan tegak lurus, sebab akan sulit melihat hold atau crack di bawah kita. Gerakan menyamping ini lebih aman daripada langsung ke bawah meskipun kadang-kadang sulit untuk menempatkan kaki pada hold atau crack. Apalagi jika tebingcukup curam
bererlatih menuruni tebing, lebih-lebih yang sulit, akan menambah kepercayaan terhadap diri sendiri. Pada suatu saat ketika memanjat rute yang sulit, kita terpaksa turun lagi dengan merayap untuk beristirahat atau mengatur strategi pemanjatan selanjutnya, jarang ada pemanjat yang dapat melewati rute sulit dengan sekali “gebrakan”. Penempatan kaki, pegangan dan pengaman memerlukan strategi yang baik agar gerakan memanjat dapat “terangkai” dengan baik.
jika tidak terbiasa dengan latihan ini biasanya pemanjat akan grogi lebih-lebih di medan yang belum dikenalnya manakala cuaca tiba-tiba berubah buruk, misalnya Pentingnya penggunaan kaki sudah cukup untuk di ketahui. Kini kita beralih dengan penggunaan tangan.
Fungsi Tangan
Fungsi tangan tidak kalah penting daripada kaki. Secara alami tangan sudah terlatih sejak kecil untuk memegang. Ini yang memungkinkan tangan lebih cepat dapat dilatih daripada kaki
Pada latihan, usahakan sebanyak mungkin menggunakan seluruh jari tangan untuk memegang atau menekan, karena pada suatu saat kita akan dihadapkan pada situasi di mana hold atau crack hanya cukup untuk dua jari. Tanpa latihan yang baik kesulitan ini akan menghambat gerakan selanjutnya.
Selagi memanjat, batasi jangkauan tangan agar keseimbangan tidak terganggu. Tentu saja suatu saat kita harus menjangkau hold atau crack yang cukup jauh. Pada situasi seperti ini bergeraklah dengan hati-hati. Pastikan bahwa pijakan dan pegangan sudah mantap.
Pemula lebih cenderung mempergunakan kekuatan tangan untuk memanjat tanpa memperhatikan penting nya penempatan kaki. Meskipun kaki tetap berpijak tetapi biasanya “ngambang”. Apalagi jika pijakannya kecil. Hal ini disebabkan ketidak yakinan untuk berpijak. Akibat hal ini, tangan cepat kehabisan tenaga.
Yang penting untuk diperhatikan oleh para pemula pada waktu memanjat ialah bagaimana menempatkan kaki, pegangan dan menjaga keseimbangan agar kelelahan pada tangan dapat teratasi.
Dalam pemanjatan terdapat bermacam-macam teknik yang lazim dipergunakan dalam menghadapi medan tertentu, yaitu
Handholds

hold ada bermacam-macam bentuk, ukuran dan posisi. Yang perlu diingat, kemampuan mengkombinasikan gerakan memanjat dengan mempergunakan handhold dan foothold (pijakan kaki) dengan baik dan benar, sesuai dengan titik keseimbangan posisi yang dihadapi pada saat itu.
Pegangan terbaik bagi pemanjat, jika keseluruhan jaritangannya dapat berpegang. Pegangan semacam Ini disebut handhold atau jug handle. Pegangan semacam ini menambah keyakinan si pemanjat untuk bergerak lebih lanjut. Memang bisa dikatakan pegangan semacam inilah yang merupakan “surga” bagi pemanjat tebing.
Fingerholds
Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold.
Pinchgrip
Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus “mencubit” dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan.
Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal.
Undercling
Dasar teknik ini, tekanan tangan dan kaki pada arah yang berlawanan. Tangan berpegang pada “bibir” crack atau tonjolan batu yang menghadap ke bawah dengan tarikan ke atas. Sementara itu kaki menekan dengan mantap di dinding tebing. Akibat tarikan tangan yang memberi gay a ke atas kaki dapat tertekan ke dinding tebing. Untuk bergerak lebih lanjut, jaga agar posisi ini tetap mantap sebelum tangan yang satu dilepas untuk mencari pegangan yang lain.
Yang perlu diperhatikan pada posisi ini, ialah titik keseimbangan. Usahakan sedemikian hingga titik keseimbangan tetap terkontrol meskipun hanya dengan satu tangan yang memberi gaya tarikan.
Jamming
Pada tebing-tebing batu sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri.
Layback
Teknik ini dipergunakan pada crack vertikal ataupun tonjolan vertikal di tebing yang cukup panjang. Prinsip teknik ini hampir sarna dengan undercling, hanya saja lebih banyak tenaga yang terkuras akibat panjangnya medan yang harus dilalui
Gerakan kaki dan tangan harus berirama. Artinya, gerakan hanya satu per satu dan kompak. Jika tangan bergerak, maka yang lain tetap di tempat. Setelah tangan mantap berpegang, satu per satu kaki digerakkan keatas.
Meskipun teknik ini menguras tenaga, namun suatu saat akan diperlukan. Untuk itu latihlah teknik layback ini. Tidak harus di tebing, di pagar besipun

NILAI-NILAI SEORANG PECINTA ALAM

Posted by Unknown Jumat, 04 Januari 2013 0 komentar

———————————————— NILAI – NILAI YANG DIMILIKI PECINTA ALAM ————————————————
Beberapa nilai yang dimiliki pecinta alam adalah:
1. Nilai Religius :
Yaitu suatu pengakuan akan kuasa Tuhan Yang Maha Esa karena keagungan ciptan-Nya.
2. Nasionalisme : 

Rasa cinta akan bumi Indonesia dan bakti kepada bangsa dan tanah air.
3. Konservasi : 
Yakni suatu kepedulian akan kelestarian lingkungan hidup.
4. Solidaritas : 

Yaitu rasa kebersamaan yang erat antar sesama pecinta alam yang telah menganggap kalangan sebagai sesama saudara.
5. Kepedulian Sosial :
Pecinta alam peka terhadap keadaan sosial masyarakat disekitarnya yang tumbuh dari kecintaannya akan alam.
6. Keberanian :

Pecinta alam telah terlatih untuk berani menghadapi bahaya karena banyak kegiatannya mengandung resiko yang membahayakan.
7. Perjuangan dan Mempertahankan Diri (struggle & survive):
Pecinta alam terlatih untuk mempertahankan hidupnya di alam bebas dan berjuang untuk tetap hidup dan selamat.
8. Petualangan :

Pecinta alam selalu merasakan kebutuhannya akan suatu tantangan baru dan rasa selalu ingin melakukan petualangan.
Nilai-nilai di atas umumnya bisa kita temukan pada para pecinta alam yang telah banyak melakukan kegiatan di alam terbuka. Tetapi kita bisa juga melihat banyak pendaki gunung yang tidak memiliki nilai-nilai ini malahan vandalis, menulis nama di pohon dan batu, memetik bunga “edelweis”, membawa tape compo sehingga suasana alam menjadi seperti diskotik. Tindakan seperti itu bukanlah tindakan seorang pecinta alam.
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia Dan Wawasan Cinta Alam.
Sejak tahun 1974, kalangan pecinta alam telah memiliki kode etik. Kode etik merupakan suatu perangkat prinsip-prinsip moral dalam masyarakat pecinta alam yang disusun untuk dijalankan oleh kalangan pecinta alam. Kode etik ini menggambarkan nilai-nilai moral pecinta alam, tanggung jawab pecinta alam, dan pernyataan sikap pecinta alam.
Walaupun hanya merupakan hasil konsensus pada gladian IV tahun 1974 di Ujung Pandang, kode etik ini telah dipakai oleh seluruh organisasi yang menamakan dirinya pecinta alam.
* Wawasan cinta alam merupakan pengarah dalam setiap tindakan yang akan dilakukan di alam terbuka dan dalam kehidupan pecinta lam.
* Dasar dari wawasan pecinta alam adalah hakekat kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan yang bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat, negara, dan bertanggung jawab untuk melestarikan alam serta perasaan sesama pecinta alam sebagai satu keluarga. Itu semua telah dijabarkan secara lengkap dalam kode etik pecinta alam Indonesia.
* Bagian pertama kode etik menjelaskan akan kesadaran pecinta akan kebesaran tuhan yang telah menciptakan alam dan segala isinya, kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai makhluk ciptaan yang harus bersosialisasi dan memiliki rasa kebangsaan, serta kesadaran akan persaudaraan yang erat sesama pecinta alam yang mencintai alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa.
* Bagian kedua kode etik pecinta alam adalah pernyataan dari pecinta alam setelah ia sadar akan hakekatnya. Terdapat enam pernyataan yang intinya menunjukkan hubungannya dengan tuhan, alam, dan sesama manusia.
Sebagai pecinta alam kode etik ini harus dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai diatas bukan hanya diterapkan di alam terbuka, nilai-nilai tersebut harus dilaksanakan dalam peran kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat.
Eksistensi pecinta alam saat ini diakui dalam masyarakat Indonesia. Pecinta alam sudah tidak dikonotasikan buruk lagi, tapi telah diakui sebagai suatu masyarakat sebagai suatu masyarakat yang berkarya. Banyak konsep pelestarian lingkungan datang dari kalangan pecinta alam.





———————————————— PERAN SEORANG PECINTA ALAM ————————————————
Beberapa peran dari pecinta alam adalah:
* Peran Dalam Pelestarian Alam
Pelestarian lingkungan merupakan kewajiban bagi seluruh pecinta alam. Pecinta alam harus menunjukkan perannya yang dimulai dari lingkungan sekitarnya.
* Peran Dalam Ilmu Pengetahuan
Alam memberikan banyak pelajaran dan pengetahuan kepada manusia, pecinta alam harus banyak menimba ilmu dari alam, mempelajari serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat.
* Peran Dalam Kehidupan Social
Sebagai bagian dari masyarakat, pecinta alam harus memiliki tanggung jawab soSial, dan harus peka terhadap permasalahan soSial yang ada dalam lingkungannya dan harus berusaha untuk mencari solusi pemecahan masalah-masalah yang ada.
Ketiga peran pecinta alam diatas menggambarkan tanggung jawab seorang pecinta alam. Agar supaya keberadaan pecinta alam diterima sepenuhnya dan dihargai oleh masyarakat, kita harus melaksanakan peran kita sebagai pecinta alam dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pendakian Gunung Lawu

Posted by Unknown Kamis, 03 Januari 2013 0 komentar

Gunung Lawu
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau JawaIndonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukithutan Dipterokarp Atashutan Montane, danhutan Ericaceous. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta apiArgo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir MajapahitCandi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.


Pendakian
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.
Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang diTawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.
Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang dinamai watu iris(karena seperti di iris).
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya berat untuk pemula.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu
.
Misteri gunung Lawu
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran.
Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.


Legenda gunung Lawu
Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Raden Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong.
Raden Fatah setelah dewasa agama islam berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Raden Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi (Demak).
Melihat kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak.
Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. Sebelum sampai di puncak, dia bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem.
Saat itu Sang Prabu bertitah, "Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur, aku harus muksa dan meninggalkan dunia ramai ini. Dipa Menggala, karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua mahluk gaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah gunung Merapi/gunung Merbabu, ke timur hingga gunung Wilis, ke selatan hingga Pantai selatan , dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak.
Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu: Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini.
Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggalah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya.


Popular Posts