DASAR-DASAR PANJAT TEBING
Kamis, 10 Januari 2013
0
komentar
DASAR-DASAR PANJAT TEBING
DASAR-DASAR
PANJAT TEBING
Cara
berpijak pada hold yang miring
untuk
melatih tangan dan kaki pada hold yang tipis, carilah slab (tebing licin dan
hampir rata tetapi tidak curam) agar mampu menguasai teknik penggunaan tangan
dan kaki pada berbagai macam bentuk dan ukuran hold
.Pemula
cenderung meraih hold atau crack yang terlalu jauh dan di luar jangkauan
normal, akibatnya ia harus “ngotot” dan mengeluarkan banyak tenaga. Tidak
jarang keseimbangan menjadi terganggu. Jika kaki atau tangan digerakkan terlalu
jauh bukan tidak mungkin titik keseimbangan tergeser, karena tumit ikut
terangkat.Akibat lebih jauh dati tergesernya keseimbangan, terpaksa “terjun”
bebas ke bawah.
Bagi pemula
meraih pegangan yang terlalu jauh bisa berakibat fatal Seorang pemanjat yang
baik dapat diibaratkan gerakannya sebagai gerakan seekor kucing tanpa bersuara
dan cekatan.Jika kita sudah mampu Inelakukan itu, hal ini berarti sudah
melakukan hal yang benar.
Untuk
bergerak seperti itu, pilihlah hold dengan hati-hati. Kemudian tempatkan kaki
dan tangan pada posisi yang benar serta mantap, tanpa menimbulkan suara
berisik, tanpa kegaduhan, dan tanpa melakukan gerakan yang tidak perlu.
Ada ”aksioma”
yang berlaku dalam olahraga panjat tebing, yaitu “tiga kuat satu mencari”. Tiga
dimaksudkan sebagai tumpuan yang kuat di tebing dan satu sebagai pencari
tumpuan. Dua tangan berpegang kuat dan mantap, satu kaki berpijak dengan mantap
pula. Posisi seperti ini memungkinkan satu kaki yang lain bergerak untuk
mencari pijakan. Untuk memindah kan tangan, maka dua kaki berpijak
dengan mantap dan satu tangan berpegang kuat. Begitulah seterusnya
Sebelum
bergerak, pastikan bahwa posisi sudah mantap. Pada posisi seperti ini jika
salah satu pijakan atau pegangan terlepas oleh suatu hal, keseimbangan tubuh
masih terjaga kecuali jika posisinya “dua kaki satu tangan”, maka pegangan
terlepas, akan mengakibatkan kecelakaan. Ini penting diperhatikan karena pemula
sering membua( gerakan yang tidak perlu, sehingga kehilangan keseimbangan dan
bisa berakibat fatal.
Untuk
melatih agar trampil ddlam mempergunakan tangan dan kaki, berlatihlah di slab
atau di tebing yang banyak terdapat crack, meskipun crack dan hold yang kita
jumpai hanya cukup untuk menempatkan ujung sepatu
Bicara
tentang jenis pegangan dan pijakan, maka crack merupakan jenis yang terbaik buat
pemanjat tebing. Crack bisa terjadi pada permukaan tebing karena proses alami.
Crack yang terjadi bisa miring, horisontal dan vertikal. Namun demikian,
kesulitan dapat terjadi pada waktu mempergunakan crack sebagai pijakan. Kaki
yang terjepit sukar dilepaskan dari crack ketika akan bergerak naik atau
menyamping (traverse). Apalagi jika crack itu miring dan sepatu terjepit dengan
keras oleh gerakan kita di crack. Untuk itu penempatan kaki pada crack perlu
diperhitungkan dengan cermat.
Teknik
Menuruni Tebing
Meskipun kita
mempelajari berbagai teknik memanjat, namun yang tidak boleh dilupakan ialah
teknik menuruni tebing dengan merayap. Ini perlu, mengingat padaasus tertentu
kita “dipaksa” oleh tebing untuk melakukan gerakan turun ini. Tanpa berlatih
khusus teknik menuruni tebing, suatu saat kesulitan akan menghadang ketika
kita.menuruni tebing yang telah kita panjat. Kesulitan ini karena tidak dapat
melihat hold atau crack di bawah kita.
Untuk dapat
menuruni tebing, posisi tubuh harus dijaga agar tetap seimbang. Agar lebih
mudah, bergeraklah ke samping. jangan tegak lurus, sebab akan sulit melihat
hold atau crack di bawah kita. Gerakan menyamping ini lebih aman daripada
langsung ke bawah meskipun kadang-kadang sulit untuk menempatkan kaki pada hold
atau crack. Apalagi jika tebingcukup curam
bererlatih
menuruni tebing, lebih-lebih yang sulit, akan menambah kepercayaan terhadap diri
sendiri. Pada suatu saat ketika memanjat rute yang sulit, kita terpaksa turun
lagi dengan merayap untuk beristirahat atau mengatur strategi pemanjatan
selanjutnya, jarang ada pemanjat yang dapat melewati rute sulit dengan sekali
“gebrakan”. Penempatan kaki, pegangan dan pengaman memerlukan strategi yang
baik agar gerakan memanjat dapat “terangkai” dengan baik.
jika tidak
terbiasa dengan latihan ini biasanya pemanjat akan grogi lebih-lebih
di medan yang belum dikenalnya manakala cuaca tiba-tiba berubah buruk,
misalnya Pentingnya penggunaan kaki sudah cukup untuk di ketahui. Kini kita
beralih dengan penggunaan tangan.
Fungsi
Tangan
Fungsi
tangan tidak kalah penting daripada kaki. Secara alami tangan sudah terlatih
sejak kecil untuk memegang. Ini yang memungkinkan tangan lebih cepat dapat
dilatih daripada kaki
Pada
latihan, usahakan sebanyak mungkin menggunakan seluruh jari tangan untuk
memegang atau menekan, karena pada suatu saat kita akan dihadapkan pada situasi
di mana hold atau crack hanya cukup untuk dua jari. Tanpa latihan yang baik
kesulitan ini akan menghambat gerakan selanjutnya.
Selagi
memanjat, batasi jangkauan tangan agar keseimbangan tidak terganggu. Tentu saja
suatu saat kita harus menjangkau hold atau crack yang cukup jauh. Pada situasi
seperti ini bergeraklah dengan hati-hati. Pastikan bahwa pijakan dan pegangan
sudah mantap.
Pemula lebih
cenderung mempergunakan kekuatan tangan untuk memanjat tanpa memperhatikan
penting nya penempatan kaki. Meskipun kaki tetap berpijak tetapi biasanya
“ngambang”. Apalagi jika pijakannya kecil. Hal ini disebabkan ketidak yakinan
untuk berpijak. Akibat hal ini, tangan cepat kehabisan tenaga.
Yang penting
untuk diperhatikan oleh para pemula pada waktu memanjat ialah bagaimana menempatkan
kaki, pegangan dan menjaga keseimbangan agar kelelahan pada tangan dapat
teratasi.
Dalam
pemanjatan terdapat bermacam-macam teknik yang lazim dipergunakan dalam
menghadapi medan tertentu, yaitu
Handholds
hold ada bermacam-macam bentuk, ukuran dan posisi. Yang perlu diingat, kemampuan mengkombinasikan gerakan memanjat dengan mempergunakan handhold dan foothold (pijakan kaki) dengan baik dan benar, sesuai dengan titik keseimbangan posisi yang dihadapi pada saat itu.
Pegangan
terbaik bagi pemanjat, jika keseluruhan jaritangannya dapat berpegang. Pegangan
semacam Ini disebut handhold atau jug handle. Pegangan semacam ini menambah
keyakinan si pemanjat untuk bergerak lebih lanjut. Memang bisa dikatakan
pegangan semacam inilah yang merupakan “surga” bagi pemanjat tebing.
Fingerholds
Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold.
Pinchgrip
Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus “mencubit” dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan.
Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal.
Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold.
Pinchgrip
Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus “mencubit” dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan.
Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal.
Undercling
Dasar teknik
ini, tekanan tangan dan kaki pada arah yang berlawanan. Tangan berpegang pada
“bibir” crack atau tonjolan batu yang menghadap ke bawah dengan tarikan ke
atas. Sementara itu kaki menekan dengan mantap di dinding tebing. Akibat
tarikan tangan yang memberi gay a ke atas kaki dapat tertekan ke dinding
tebing. Untuk bergerak lebih lanjut, jaga agar posisi ini tetap mantap sebelum
tangan yang satu dilepas untuk mencari pegangan yang lain.
Yang perlu
diperhatikan pada posisi ini, ialah titik keseimbangan. Usahakan sedemikian
hingga titik keseimbangan tetap terkontrol meskipun hanya dengan satu tangan
yang memberi gaya tarikan.
Jamming
Pada tebing-tebing batu sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri.
Pada tebing-tebing batu sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri.
Layback
Teknik ini
dipergunakan pada crack vertikal ataupun tonjolan vertikal di tebing yang cukup
panjang. Prinsip teknik ini hampir sarna dengan undercling, hanya saja lebih
banyak tenaga yang terkuras akibat panjangnya medan yang harus
dilalui
Gerakan kaki
dan tangan harus berirama. Artinya, gerakan hanya satu per satu dan kompak.
Jika tangan bergerak, maka yang lain tetap di tempat. Setelah tangan mantap
berpegang, satu per satu kaki digerakkan keatas.
Meskipun
teknik ini menguras tenaga, namun suatu saat akan diperlukan. Untuk itu
latihlah teknik layback ini. Tidak harus di tebing, di pagar besipun